Sedikit Info Seputar
Makan Jengkol atau Petai dalam hukum islam
Terbaru 2017
- Hay gaes kali ini team Official Android Game, kali ini akan membahas artikel dengan judul Makan Jengkol atau Petai dalam hukum islam, kami selaku Team Official Android Game telah mempersiapkan artikel ini untuk sobat sobat yang menyukai Official Android Game. semoga isi postingan tentang
Artikel artikel,
Artikel jengkol,
Artikel petai, yang saya posting kali ini dapat dipahami dengan mudah serta memberi manfa'at bagi kalian semua, walaupun tidak sempurna setidaknya artikel kami memberi sedikit informasi kepada kalian semua. ok langsung simak aja sob
Judul:
Berbagi Info Seputar
Makan Jengkol atau Petai dalam hukum islam
Terbaru
link: Makan Jengkol atau Petai dalam hukum islam
Berbagi Makan Jengkol atau Petai dalam hukum islam Terbaru dan Terlengkap 2017
ANDA suka makan petai atau jengkol? Bagaimana pandangan agama yang sempurna ini mengenai konsumsi makanan yang baunya menyengat? Dua buah jenis ini yang memiliki bau ciri khas sama. Sangat banyak digemari oleh masyarakat, tentunya di negara tropis. Karena baunya yang khas membuat orang-orang banyak mengenal buah ini.
Dalam hukum Islam memakan petai dan jengkol memang tidak dijelaskan. Namun hukum memakannya dapat disamakan dengan hadist yang menerangkan memakan bawang putih dan merah yang keduanya memiliki aroma yang tajam.
Ada sebagian makanan atau minuman yang dilarang dalam agama, ada juga yang hanya makruh hukumnya dan ada juga yang halalan thayyiba. Seperti jengkol dan petai ini. Sebenarnya jenis makanan ini tidak pernah disebutkan dalam Al-Quran dan Hadits.
Akan tetapi permasalahan jengkol dan petai, yang kadang meninggalkan bau di mulut sama halnya dengan bawang merah, bawang putih, dan durian. Tersebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
Dari hadits ini, jelaslah bahwa bawang merah dan bawang putih tidaklah dilarang. Akan tetapi nabi hanya tidak suka baunya saja,
karena bisa mengganggu kenyamanan orang sekitar, sehingga nabi melarang orang yang memakanny untuk masuk mesjid, karena baunya itu bisa saja mengganggu kehusyu’an orang yang shalat.
Nah, ketika bawang merah dan bawang putih itu sudah di olah, atau sudah di masak, hingga tidak ada baunya lagi, maka boleh-boleh saja memakannya.
Masakan tanpa bawang akan terasa kurang nikmat. Begitu juga dengan jengkol dan petai, ketika sudah dimasak atau diolah, sehingga baunya hilang, maka ga ada salahnya kita makan rendang jengkol.
Atau kita makan jengkol/pete setalah itu kita punya teori sendiri untuk menghilangkan baunya, misalnya dengan gosok kiki, atau memakan sesuatu ini dan itu, sehingga mulut tidak bau lagi, maka makan jengkol dan pete boleh-boleh saja.
Masalah mengenai tidak dibolehkan bagi mereka yang memakannya untuk masuk masjid bila masih tercium baunya yang dapat mengganggu kecuali bila sudah tidak tercium baunya maka boleh.
Akan tetapi ada yang memakruhkannya dengan alasan, baunya memberi mudharat kepada orang lain karena Nabi sangat menganjurkan agar kita selalu menjaga kenyamanan dan jangan pernah mengganggu orang lain.
Nah, buat para pecinta petai dan jengkol tidak usah khawatir, akan tetapi tidak boleh berlebihan pula! []
Sumber :
muwahiid.wordpress.com
elmizah.wordpress.com
Buletin Al Wala’ wal Bara’